Oleh: Frans Nazarius.
Di balik setiap angka dan tabel dalam Nota Keuangan APBN 2026, terselip denyut harapan yang berdetak untuk seluruh anak bangsa. Dari podium kenegaraan, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa APBN bukan sekadar catatan neraca negara—ia adalah nafas yang menghidupkan mimpi kolektif, bahan bakar yang menyalakan lilin-lilin pengabdian di setiap pelosok tanah air.
Tahun 2026 bukanlah tahun biasa. Bagi keluarga besar PESPARAWI, ini adalah momentum suci: berkumpulnya suara-suara emas dari Sabang sampai Merauke di Kota Manokwari, Papua Barat. PESPARAWI Nasional XIV bukan hanya ajang seni musik rohani, melainkan perayaan iman, persaudaraan, dan persatuan bangsa. Dan di tengah persiapan yang penuh semangat ini, APBN 2026 hadir sebagai penguat langkah.
APBN: Simfoni untuk Persaudaraan.
Presiden Prabowo, dalam pidato pengantar Nota Keuangan, menyiratkan tekad bahwa setiap program pembangunan dan alokasi dana harus memberi manfaat langsung bagi rakyat. Di sanalah kita membaca pesan yang lebih luas: bahwa dukungan bagi kegiatan kebudayaan dan keagamaan seperti PESPARAWI adalah bagian dari membangun jiwa bangsa.
PESPARAWI bukan sekadar lomba paduan suara, ia adalah orkestra harmoni Nusantara. Dari lirik mazmur hingga alunan harmoni, setiap nada memanggil kita untuk merawat damai. Dan untuk mewujudkan ini, kita memerlukan dukungan nyata, termasuk jaminan anggaran yang memadai. APBN 2026 adalah komitmen negara untuk memastikan bahwa dari ruang latihan di kampung-kampung hingga panggung megah di Manokwari, semua berjalan tanpa terhenti oleh keterbatasan biaya.
Manokwari: Titik Temu Nusantara
Bayangkan, pada 2026, Manokwari akan dipenuhi senyum dan suara dari berbagai daerah: anak-anak muda berseragam paduan suara, para pelatih, seniman musik, tokoh agama, dan ribuan penonton. Mereka datang dengan satu semangat: memuliakan Tuhan melalui seni dan budaya. Di titik ini, APBN 2026 tidak hanya menjadi angka, melainkan perahu yang membawa seluruh impian ini berlabuh di teluk Manokwari.
Ajakan untuk Bergerak Bersama.
Namun, APBN hanyalah satu bagian dari kisah besar ini. Keberhasilan PESPARAWI Nasional XIV juga bergantung pada kerja keras kita: para pengurus LPPN, pengurus LPPD, para pelatih, peserta, dan seluruh komunitas. Anggaran negara adalah bahan bakar, tetapi mesin penggeraknya adalah hati yang melayani.
Mari kita sambut APBN 2026 sebagai ajakan untuk melangkah lebih pasti. Jadikan setiap dana yang ada sebagai benih yang tumbuh menjadi pohon berbuah manis: buah persatuan, iman yang kokoh, dan budaya yang terjaga.
Di Manokwari kelak, ketika ribuan suara bersatu dalam lagu pujian, kita akan menyadari bahwa APBN 2026 telah menjadi simfoni sunyi di balik panggung, mengalirkan kekuatan agar harmoni itu hidup. Dan dari sanalah kita membuktikan, Indonesia bukan hanya besar di daratan dan lautan, tetapi juga agung dalam suara-suara iman yang bersatu. FN. Soli Deo Gloria.